Selasa, 12 April 2005

The Name of the Rose: Book vs Movie


Membaca novel Umberto Eco: The Name of the Rose ini seperti membaca sebuah manuskrip tua zaman Mesir kuno. Kaga ngarti. Meski saya percaya bahwa si penulis memang seorang ahli semiotika kelas dunia... tapi plis dong... membacanya saja sulit. Setidaknya, dua teman saya yang sudah membacanya, dan saya yakini mereka memiliki intelejensia di atas rata-rata pun menyatakan hal yang serupa. Apalagi, terbit pula buku panduan bagaimana membaca The Name of the Rose.

Kalau begitu, apa yang sudah membuat novel ini terjual sampai 50 juta copy??

Menurut teman saya yang lain, sebut saja namanya U. Si U ini bilang, bahwa memusingkannya sebuah novel berbanding lurus dengan angka penjualannya. Dengan kata lain, semakin novel itu njelimet dan memusingkan pembaca, maka semakin laku novel tersebut. Lihat saja Supernova...:p

Tapi ternyata....

Setelah bulanan novel itu saya simpan sebagai pajangan, tanpa sengaja, minggu lalu saya temukan The Name of the Rose dalam versi film-nya. Diperankan dengan baik oleh Sean Connery dan Christian Slater, The Name of the Rose tidak lagi menjadi cerita njlimet dan memusingkan. Malahan, saya nilai bobot konflik cerita tidak berat sama sekali. Setidaknya, tidak saya temukan film panduan bagaimana menonton film The Name of the Rose...:p

2 komentar:

Anonymous mengatakan...

happy ngeblog Ndi,hoi traktiran hoi!!!!

./paman
http://blog.bintangbola.com

shofa mengatakan...

waaa disini lom ada filnya tuh...
happy weekend andi ;)