Rabu, 26 November 2008

Dan Google pun Angkat Tangan



"Apa yang kamu cari, Andi?"

Pertanyaan di atas diajukan seorang kiper lawan kepada saya ketika kami sedang bermain futsal Sabtu lalu.

"Bolanya sudah di sana," tambah beliau.

Sialan. Saya pun berlari sekuat tenaga mengejar si bola yang sudah jauh keberadaannya. Nafas tembakau saya hanya tersisa seperempatnya.

Kemudian, pertanyaan tersebut terus terngiang-ngiang di telinga meski pertandingan telah usai. Begitu pun sesampainya di kamar, lalu mandi dan mengenakan piama.

Apa yang kamu cari, Andi? Dalam hidup ini? Di dunia ini? Di kolong kasur? Di lorong dapur? Di medan tempur? Di gunung kapur? Di kantor? Di atas jok motor? Di tengah lalu-lalang orang? Diantara bising kendaraan? Sewaktu sendiri? Ketika menyepi?

Apa yang kamu cari, Andi?

Saya dibuat celingukan jadinya. Kenapa pertanyaan itu muncul di usia saya yang sudah demikian matang. Kenapa tidak dari dulu-dulu saja. Tiba-tiba saya merasa tersesat, kesulitan mencari jalan pulang.

Jangan-jangan, selama ini kamu mencari yang tidak ada.

Betapa mengerikan jika itu memang benar.

Coba cari di Google Search saja. Konon, di sana, semua hal dapat ditemukan.







Penelusuran Anda - *sensor* - tak cocok dengan dokumen manapun.

Saran:

  • Pastikan semua kata dieja dengan benar.
  • Coba kata kunci yang berbeda.
  • Coba kata kunci yang lebih umum.

Dan Google pun Angkat Tangan



"Apa yang kamu cari, Andi?"

Pertanyaan di atas diajukan seorang kiper lawan kepada saya ketika kami sedang bermain futsal Sabtu lalu.

"Bolanya sudah di sana," tambah beliau.

Sialan. Saya pun berlari sekuat tenaga mengejar si bola yang sudah jauh keberadaannya. Nafas tembakau saya hanya tersisa seperempatnya.

Kemudian, pertanyaan tersebut terus terngiang-ngiang di telinga meski pertandingan telah usai. Begitu pun sesampainya di kamar, lalu mandi dan mengenakan piama.

Apa yang kamu cari, Andi? Dalam hidup ini? Di dunia ini? Di kolong kasur? Di lorong dapur? Di medan tempur? Di gunung kapur? Di kantor? Di atas jok motor? Di tengah lalu-lalang orang? Diantara bising kendaraan? Sewaktu sendiri? Ketika menyepi?

Apa yang kamu cari, Andi?

Saya dibuat celingukan jadinya. Kenapa pertanyaan itu muncul di usia saya yang sudah demikian matang. Kenapa tidak dari dulu-dulu saja. Tiba-tiba saya merasa tersesat, kesulitan mencari jalan pulang.

Jangan-jangan, selama ini kamu mencari yang tidak ada.

Betapa mengerikan jika itu memang benar.

Coba cari di Google Search saja. Konon, di sana, semua hal dapat ditemukan.







Penelusuran Anda - *sensor* - tak cocok dengan dokumen manapun.

Saran:

  • Pastikan semua kata dieja dengan benar.
  • Coba kata kunci yang berbeda.
  • Coba kata kunci yang lebih umum.

Senin, 24 November 2008

..


teruntuk kamu yang tercinta

yang hendak mengetuk pintu langit
menelusuri tapak risalah
mengenal jejak riwayat
dan menyempurnakan rukun syarat



semoga kembali
menjadi putih dan suci














doakan saya untuk segera ke sana
menjadi tamunya








“Every man dies, not every man really lives.”
[William Wallace, Brave Heart]

..


teruntuk kamu yang tercinta

yang hendak mengetuk pintu langit
menelusuri tapak risalah
mengenal jejak riwayat
dan menyempurnakan rukun syarat



semoga kembali
menjadi putih dan suci














doakan saya untuk segera ke sana
menjadi tamunya








“Every man dies, not every man really lives.”
[William Wallace, Brave Heart]

Rabu, 19 November 2008

Berkencan dengan Iblis


“Andi, jika kamu diberi izin untuk membunuh 5 orang, siapa saja yang akan kamu masukkan ke dalam daftarnya?”

Itu adalah pertanyaan yang dilemparkan ke wajah saya kemarin malam di tengah kencan kami di sebuah kafe dengan menu yang teramat mahal, tidak enak dan tidak mengenyangkan. Sampai tersedak saya dibuatnya. Merasa tertampar, juga. Sekiranya ada cermin, ingin saya lihat rona merah di wajah saya. Sekaligus waktu yang tepat buat bedakan.

Untuk sesaat saya hanya diam membisu sambil menatap wajahnya yang, ehm, tanpa cela itu. Proporsi dan susunan daging-tulang yang nyaris sempurna. Sebuah jerawat kecil tampak samar-samar menempel di atas alis, sedikit merusak keseimbangan pola. Namun, langit malam bertambah indah justru karena adanya bintang, bukan?

”Andi, cepat jawab!”

”Jawab sekarang?”

”Tentu saja. Dan jawaban kamu akan menentukan apakah saya akan menerima lagi ajakan kencan kamu atau tidak.”

Saya menelan ludah. Memang benar kata teman-teman saya. Jangan pernah berkencan dengan polwan atau mantan gerwani. Mereka akan memakan kepalamu bulat-bulat seusai kalian bercinta.

”Jika saya diberi izin untuk membunuh 5 orang,” kata saya hati-hati, ”orang pertama yang akan masuk ke dalam daftarnya adalah... kamu.”

”Kenapa, Andi? Hati-hati dalam menjawab itu ada kalanya diperlukan.”

”Karena... saya khawatir kamu akan menolak ajakan kencan saya besok.”

Makhluk berjenis perempuan itu memandang saya tanpa berkedip. Saya kesulitan untuk tahu apakah dia sedang menahan marah atau menawan senyum.

”Ke dua?”

”Orang ke dua yang akan saya masukkan ke dalam daftar adalah... bapak kamu.”

”Andi, bapak saya itu baik sekali orangnya. Bahkan lembut. Tidak pernah ia menyakiti siapa pun. Atas dasar apa kamu hendak membunuh dia?”

”Karena... saya khawatir dia akan menolak lamaran saya pada puteri satu-satunya itu.”

”Jangan-jangan, orang ke tiga yang hendak kamu bunuh adalah ibu saya?”

Saya menggelengkan kepala. ”Saya tidak akan menyentuh beliau. Menghadapi ibu-ibu adalah keahlian istimewa saya. Tidak perlu ada pertumpahan darah diantara kami. Saya kan menantu idaman para ibu.”

”Terimakasih dan saya tidak percaya. Lalu siapa, Andi, orang ketiga yang akan kamu masukkan dalam daftar?”

”Sahabat terbaik kamu, yang paling kamu percaya itu.”

Sang iblis betina tampak kaget luar biasa. Ah, senangnya bisa kembali menguasai situasi.

”Kenapa, Andi? Kenapa dia?!”

”Karena saya pencemburu. Juga, saya tidak mau kamu membagi, seandainya itu ada, rahasia kita dengan orang lain. Apalagi jika orang itu laki-laki.”

”Jika kamu pencemburu, kenapa tidak memilih... mantan saya, misalnya?”

”Ah, seperti kamu tidak tahu saja. Seandainya saya bunuh kekasih kamu di masa lalu itu, maka kelak kamu tidak akan pernah bisa melupakannya. Kamu akan terus mengenangnya. Akan sangat sial bagi saya di kemudian hari.”

”Lalu, Andi, siapa lanjutannya, orang keempat yang malang itu?”

Saya tahu dia semakin tidak sabar. Pelan, saya mainkan ujung garpu, mirip pembunuh berdarah dingin yang sedang menyebutkan nama-nama calon korbannya.

“Atasan kamu di kantor.”

Untuk pertama kalinya dia tampak setuju. ”Andi, maukah kamu... membunuhnya secara perlahan, memutilasinya dan membuang serpihan tubuhnya di tujuh sungai dan tujuh lautan yang berbeda? Membuatnya sulit diidentifikasi, baik oleh otopsi maupun foto gigi sekalipun?”

Tenguk saya langsung merinding. Apakah saya sedang berhadapan dengan puteri Jack the Ripper...

”Maaf, saya tidak mau mencemari lingkungan.”

”Ah... ya... ya. Lalu, Andi, siapakah si orang nomor lima itu?”

”Orang ke lima yang akan saya masukkan ke dalam daftar adalah... John Lennon.”

”Andi, kamu jangan ngaco, ya. John Lennon sudah mati di tahun 80 yang lalu. Kamu terlambat 28 tahun dari Mark David Chapman.”

”Kalau begitu, Elvis saja.”

”Andi... dia sudah pulang ke planet asalnya.”

”JFK?”

”Kamu sengaja mempermainkan saya. Lima detik lagi saya akan pulang.”

Sialan. Sama sekali tidak terbayangkan siapa lagi yang harus saya bunuh. Bagaimanapun, pada dasarnya saya adalah lelaki sopan dan lembut. Tidak punya pengalaman dalam bunuh-membunuh. Saya jadi gugup.

”Hannibal Lecter.”

”Empat...”

“Andy Lau.”

“Tiga…”

“Ng Man Tat.”

“Dua…”

“Tao Ming Tse.”

Dia mulai siap-siap berdiri. “Satu…”

Saya segera menahannya. “OKE! STOP! ORANG KE LIMA YANG AKAN SAYA MASUKKAN KE DALAM DAFTAR ADALAH MANAJER CAFE INI. Makanannya ngga enak, mahal luar biasa dan sama sekali tidak bikin perut saya kenyang.”

Perempuan itu urung berdiri. Kami saling menatap. Ada ketegangan diantara kami berdua. Tidak lama kemudian, ia melemparkan senyum. Ah, sungguh sulit mengartikan senyumnya itu.

“Jemput saya besok seperti biasa, Andi. Dan jangan lupa, siapkan jawaban daftar 5 nama lelaki yang boleh berselingkuh dengan istri kamu nanti.”
















Tuhan, jika Engkau memberi izin kepada saya untuk membunuh, bolehkah saya mengakhiri iblis betina ini?


“There isn’t enough room for me and your ego.”
[Vesper Lynd, Casino Royale]

Berkencan dengan Iblis


“Andi, jika kamu diberi izin untuk membunuh 5 orang, siapa saja yang akan kamu masukkan ke dalam daftarnya?”

Itu adalah pertanyaan yang dilemparkan ke wajah saya kemarin malam di tengah kencan kami di sebuah kafe dengan menu yang teramat mahal, tidak enak dan tidak mengenyangkan. Sampai tersedak saya dibuatnya. Merasa tertampar, juga. Sekiranya ada cermin, ingin saya lihat rona merah di wajah saya. Sekaligus waktu yang tepat buat bedakan.

Untuk sesaat saya hanya diam membisu sambil menatap wajahnya yang, ehm, tanpa cela itu. Proporsi dan susunan daging-tulang yang nyaris sempurna. Sebuah jerawat kecil tampak samar-samar menempel di atas alis, sedikit merusak keseimbangan pola. Namun, langit malam bertambah indah justru karena adanya bintang, bukan?

”Andi, cepat jawab!”

”Jawab sekarang?”

”Tentu saja. Dan jawaban kamu akan menentukan apakah saya akan menerima lagi ajakan kencan kamu atau tidak.”

Saya menelan ludah. Memang benar kata teman-teman saya. Jangan pernah berkencan dengan polwan atau mantan gerwani. Mereka akan memakan kepalamu bulat-bulat seusai kalian bercinta.

”Jika saya diberi izin untuk membunuh 5 orang,” kata saya hati-hati, ”orang pertama yang akan masuk ke dalam daftarnya adalah... kamu.”

”Kenapa, Andi? Hati-hati dalam menjawab itu ada kalanya diperlukan.”

”Karena... saya khawatir kamu akan menolak ajakan kencan saya besok.”

Makhluk berjenis perempuan itu memandang saya tanpa berkedip. Saya kesulitan untuk tahu apakah dia sedang menahan marah atau menawan senyum.

”Ke dua?”

”Orang ke dua yang akan saya masukkan ke dalam daftar adalah... bapak kamu.”

”Andi, bapak saya itu baik sekali orangnya. Bahkan lembut. Tidak pernah ia menyakiti siapa pun. Atas dasar apa kamu hendak membunuh dia?”

”Karena... saya khawatir dia akan menolak lamaran saya pada puteri satu-satunya itu.”

”Jangan-jangan, orang ke tiga yang hendak kamu bunuh adalah ibu saya?”

Saya menggelengkan kepala. ”Saya tidak akan menyentuh beliau. Menghadapi ibu-ibu adalah keahlian istimewa saya. Tidak perlu ada pertumpahan darah diantara kami. Saya kan menantu idaman para ibu.”

”Terimakasih dan saya tidak percaya. Lalu siapa, Andi, orang ketiga yang akan kamu masukkan dalam daftar?”

”Sahabat terbaik kamu, yang paling kamu percaya itu.”

Sang iblis betina tampak kaget luar biasa. Ah, senangnya bisa kembali menguasai situasi.

”Kenapa, Andi? Kenapa dia?!”

”Karena saya pencemburu. Juga, saya tidak mau kamu membagi, seandainya itu ada, rahasia kita dengan orang lain. Apalagi jika orang itu laki-laki.”

”Jika kamu pencemburu, kenapa tidak memilih... mantan saya, misalnya?”

”Ah, seperti kamu tidak tahu saja. Seandainya saya bunuh kekasih kamu di masa lalu itu, maka kelak kamu tidak akan pernah bisa melupakannya. Kamu akan terus mengenangnya. Akan sangat sial bagi saya di kemudian hari.”

”Lalu, Andi, siapa lanjutannya, orang keempat yang malang itu?”

Saya tahu dia semakin tidak sabar. Pelan, saya mainkan ujung garpu, mirip pembunuh berdarah dingin yang sedang menyebutkan nama-nama calon korbannya.

“Atasan kamu di kantor.”

Untuk pertama kalinya dia tampak setuju. ”Andi, maukah kamu... membunuhnya secara perlahan, memutilasinya dan membuang serpihan tubuhnya di tujuh sungai dan tujuh lautan yang berbeda? Membuatnya sulit diidentifikasi, baik oleh otopsi maupun foto gigi sekalipun?”

Tenguk saya langsung merinding. Apakah saya sedang berhadapan dengan puteri Jack the Ripper...

”Maaf, saya tidak mau mencemari lingkungan.”

”Ah... ya... ya. Lalu, Andi, siapakah si orang nomor lima itu?”

”Orang ke lima yang akan saya masukkan ke dalam daftar adalah... John Lennon.”

”Andi, kamu jangan ngaco, ya. John Lennon sudah mati di tahun 80 yang lalu. Kamu terlambat 28 tahun dari Mark David Chapman.”

”Kalau begitu, Elvis saja.”

”Andi... dia sudah pulang ke planet asalnya.”

”JFK?”

”Kamu sengaja mempermainkan saya. Lima detik lagi saya akan pulang.”

Sialan. Sama sekali tidak terbayangkan siapa lagi yang harus saya bunuh. Bagaimanapun, pada dasarnya saya adalah lelaki sopan dan lembut. Tidak punya pengalaman dalam bunuh-membunuh. Saya jadi gugup.

”Hannibal Lecter.”

”Empat...”

“Andy Lau.”

“Tiga…”

“Ng Man Tat.”

“Dua…”

“Tao Ming Tse.”

Dia mulai siap-siap berdiri. “Satu…”

Saya segera menahannya. “OKE! STOP! ORANG KE LIMA YANG AKAN SAYA MASUKKAN KE DALAM DAFTAR ADALAH MANAJER CAFE INI. Makanannya ngga enak, mahal luar biasa dan sama sekali tidak bikin perut saya kenyang.”

Perempuan itu urung berdiri. Kami saling menatap. Ada ketegangan diantara kami berdua. Tidak lama kemudian, ia melemparkan senyum. Ah, sungguh sulit mengartikan senyumnya itu.

“Jemput saya besok seperti biasa, Andi. Dan jangan lupa, siapkan jawaban daftar 5 nama lelaki yang boleh berselingkuh dengan istri kamu nanti.”
















Tuhan, jika Engkau memberi izin kepada saya untuk membunuh, bolehkah saya mengakhiri iblis betina ini?


“There isn’t enough room for me and your ego.”
[Vesper Lynd, Casino Royale]

Sabtu, 15 November 2008

7 Jurus Hidup Aisa

Aisa, cinta bapak.
Untuk petama kalinya bapak menyuratimu di siang hari. Matahari masih tinggi di luar sana. Di tengah kesibukan yang diam-diam mencuri keping demi keping jiwa ini, bapak sempatkan melamun, memikirkan kamu. Seandainya saja kamu sudah dilahirkan ke dunia, saat ini juga bapak tinggalkan kantor dan mengajakmu bermain di taman, sambil menikmati es krim sebanyak kamu suka.

Ya, kita berdua bersekongkol melanggar aturan ibumu, Aisa.

Aisa, cinta yang bapak punya.
Tahukah seperti apa dunia yang akan kamu hadapi nanti? Setiap kali memikirkan hal tersebut, betapa ngeri bapak dibuatnya. Penuh dengan tipu daya. Jerat sesat di mana-mana. Akan begitu banyak, dan teramat banyak, mereka yang hendak mencuri keping demi keping jiwa kamu. Menghisapnya lamat-lamat. Lalu lambat-laun, tanpa kamu sadari, kamu menjadi orang yang kamu benci. Dan kamu akan mengalami berbagai kesulitan untuk bisa kembali.

Karena itu, sayang, semoga kamu akan selalu teringat akan jurus-jurus rahasia bapak ini.

#1
Hidup miskin itu boleh saja, Aisa. Asal jangan hidup susah.

#2
Kamu boleh berbohong, asal jangan omong kosong.

#3
Jangan terlalu mudah meminta maaf.

Semakin sering kamu meminta, kamu akan semakin terbiasa melakukan kesalahan. Sampai-sampai, kamu akan meminta maaf bahkan sebelum tahu apa kesalahan kamu. Lalu tiba-tiba saja kamu akan begitu suka untuk bilang, ”Kalau ada salah, saya minta maaf.”

#4
Jangan pernah berkata, ”Maaf, saya tidak bisa membantu.”
Tapi katakan, ”Saya hanya bisa bantu ini saja.”

Tidak bisa dan tidak peduli itu nyaris serupa, Aisa.

#5
Jangan pernah menabung.

Menabung hanya bagi mereka yang tidak percaya bahwa uang itu mudah dicari. Jika berlebih, berikan saja pada yang perlu. Jika kurang, kurangi saja keinginanmu.

#6
Sedih karena kehilangan orang yang kita sayangi itu manusiawi.

Tapi justru kehilangan orang yang menyayangi kitalah yang amat menyedihkan. Tapi sedikit orang yang menyadarinya.

#7
Katakan bahwa kamu lebih mencintai bapak daripada ibu di setiap malamnya.

















Juga katakan yang sebaliknya pada ibumu, Aisa.


...on the day that you were born the angels got together and decided to create a dream come true…
[
Close to You, Carpenters]


7 Jurus Hidup Aisa

Aisa, cinta bapak.
Untuk petama kalinya bapak menyuratimu di siang hari. Matahari masih tinggi di luar sana. Di tengah kesibukan yang diam-diam mencuri keping demi keping jiwa ini, bapak sempatkan melamun, memikirkan kamu. Seandainya saja kamu sudah dilahirkan ke dunia, saat ini juga bapak tinggalkan kantor dan mengajakmu bermain di taman, sambil menikmati es krim sebanyak kamu suka.

Ya, kita berdua bersekongkol melanggar aturan ibumu, Aisa.

Aisa, cinta yang bapak punya.
Tahukah seperti apa dunia yang akan kamu hadapi nanti? Setiap kali memikirkan hal tersebut, betapa ngeri bapak dibuatnya. Penuh dengan tipu daya. Jerat sesat di mana-mana. Akan begitu banyak, dan teramat banyak, mereka yang hendak mencuri keping demi keping jiwa kamu. Menghisapnya lamat-lamat. Lalu lambat-laun, tanpa kamu sadari, kamu menjadi orang yang kamu benci. Dan kamu akan mengalami berbagai kesulitan untuk bisa kembali.

Karena itu, sayang, semoga kamu akan selalu teringat akan jurus-jurus rahasia bapak ini.

#1
Hidup miskin itu boleh saja, Aisa. Asal jangan hidup susah.

#2
Kamu boleh berbohong, asal jangan omong kosong.

#3
Jangan terlalu mudah meminta maaf.

Semakin sering kamu meminta, kamu akan semakin terbiasa melakukan kesalahan. Sampai-sampai, kamu akan meminta maaf bahkan sebelum tahu apa kesalahan kamu. Lalu tiba-tiba saja kamu akan begitu suka untuk bilang, ”Kalau ada salah, saya minta maaf.”

#4
Jangan pernah berkata, ”Maaf, saya tidak bisa membantu.”
Tapi katakan, ”Saya hanya bisa bantu ini saja.”

Tidak bisa dan tidak peduli itu nyaris serupa, Aisa.

#5
Jangan pernah menabung.

Menabung hanya bagi mereka yang tidak percaya bahwa uang itu mudah dicari. Jika berlebih, berikan saja pada yang perlu. Jika kurang, kurangi saja keinginanmu.

#6
Sedih karena kehilangan orang yang kita sayangi itu manusiawi.

Tapi justru kehilangan orang yang menyayangi kitalah yang amat menyedihkan. Tapi sedikit orang yang menyadarinya.

#7
Katakan bahwa kamu lebih mencintai bapak daripada ibu di setiap malamnya.

















Juga katakan yang sebaliknya pada ibumu, Aisa.


...on the day that you were born the angels got together and decided to create a dream come true…
[
Close to You, Carpenters]


Kamis, 13 November 2008

Was Wes Wos

mari kita uraikan satu per satu
tentang sejarah masa lalu
tentang detik demi detik yang tengah berlompatan
dan masa depan yang begitu sulit diraba

bukankah telah berulang kali diceritakan
dalam lelaki ini
bersemayam iblis paling sadis
tertidur pulas malaikat pencabut nyawa

jangan usik mereka...

mari kita bahas segala perkara
dari syair-syair yang pernah mengalir
rahasia yang pernah terungkit
dan kenangan yang semestinya rapat tersimpan

bukankah begitu sering disebut-sebut
bahwa hidup lelaki ini
demi misi yang direkanya sendiri
dan takdir hanyalah untuk diperangi

ia baru saja dikalahkan
dengan cara yang demikian kejam…





Was Wes Wos

mari kita uraikan satu per satu
tentang sejarah masa lalu
tentang detik demi detik yang tengah berlompatan
dan masa depan yang begitu sulit diraba

bukankah telah berulang kali diceritakan
dalam lelaki ini
bersemayam iblis paling sadis
tertidur pulas malaikat pencabut nyawa

jangan usik mereka...

mari kita bahas segala perkara
dari syair-syair yang pernah mengalir
rahasia yang pernah terungkit
dan kenangan yang semestinya rapat tersimpan

bukankah begitu sering disebut-sebut
bahwa hidup lelaki ini
demi misi yang direkanya sendiri
dan takdir hanyalah untuk diperangi

ia baru saja dikalahkan
dengan cara yang demikian kejam…





Selasa, 04 November 2008

Goodbye, Pluto....

SEANDAINYA saja ia masih hidup, pastilah Clyde Tombaugh saat ini tengah uring-uringan dan marah besar. Bagaimana lagi. Pluto, benda luar angkasa yang ia temukan lewat teropongnya di Observatorium Lowell Arizona Utara pada awal abad duapuluh telah ditendang keluar dari daftar planet pengorbit tata surya kita. Dengan alasan yang dibuat-buat, para astronom dunia yang terkumpul dalam International Astronomical Union (IAU) mengumumkan suatu definisi baru tentang pengertian sebuah planet. Sialnya, Pluto tidak memenuhi kriteria-kriteria itu.

Pertama kali ditemukan di tahun 1930, Pluto dengan cepat menyedot perhatian besar dunia. Kartunis Disney sampai menamakan tokoh hewan peliharaan Mickey Mouse karyanya berdasarkan nama planet tersebut. Pluto begitu sesuai dengan “karakter” sebagai anggota tata surya paling bungsu. Planet terjauh dan terkecil dengan arah rotasi dan bentuk lintasan orbit yang agak anomali dibandingkan delapan planet lain. Saking jauhnya, ia membutuhkan waktu 248 tahun waktu Bumi untuk melakukan revolusi terhadap matahari. Ukurannya pun bahkan lebih kecil dari bulan. Tapi justru dengan keunikan-keunikannya itulah Pluto segera menjadi planet favorit banyak orang. Anak sekolah di seluruh dunia lebih tahu nama planet terjauh dari matahari dibandingkan planet terdekatnya. Apa yang telah dicapai Clyde Tombaugh bukan sekedar menemukan sebuah planet baru, tapi lebih dari itu. Pluto telah menumbuhkan romantisme, aspirasi, bahkan religi bagi banyak orang. Tuhan telah melengkapi tata surya kita dengan sejumlah planet dengan angka yang cantik: sembilan.

Sayang sekali, menurut definisi baru IAU dalam konferensi mereka selama dua minggu di Praha tahun lalu, suatu benda angkasa mendapat status sebagai planet jika ia memenuhi tiga kriteria sebagai berikut: mengorbit matahari, memiliki ukuran dan massa cukup besar, bebas dari benda-benda angkasa lain di sekitar orbitnya.

Bayangkan, hanya karena ukurannya yang lebih kecil dari bulan dan mulai ditemukannya benda angkasa lain dengan karakteristik mirip Pluto di dekatnya, Pluto harus kehilangan statusnya sebagai sebuah planet! Keputusan tersebut bahkan dikeluarkan sebelum satu misi pun sampai ke sana. Dan Pluto merupakan satu-satunya “planet” anggota tata surya yang belum pernah disinggahi. Sebuah keputusan yang tidak adil. Dan, begitu pentingnyakah ukuran?

Keputusan IAU mengeluarkan Pluto dari daftar planet pengorbit tata surya tentu merupakan keputusan yang menusuk jantung dan menyerang urat syaraf banyak orang. Apa perasaan anak-cucu Percival Lowell, seorang astronom yang pertama kali menduga adanya planet ke sembilan? Bagaimana penasaran arwah sang penemu Clyde Tombaugh yang kematiannya belum lagi sepuluh tahun lalu? Seperti apa kesedihan Venetia Burney, seorang gadis kecil berusia sebelas tahun (di tahun 1930) yang mengusulkan nama Pluto bagi “planet” tersebut. Lalu, bagaimana nasib hewan peliharaan Mickey Mouse? Haruskah ia berganti nama menjadi … Neptune? Keputusan itu pun akan berpengaruh besar pada industri mainan dan poster tata surya. Ilmu astrologi harus dirumus kembali. Marthen Kanginan harus merevisi ulang buku-buku fisika sekolah yang disusunnya. Buku-buku ensiklopedia yang terlanjut diterbitkan harus ditarik dari peredaran. Dan jumlah tata surya kita bukan lagi angka cantik: delapan.

Kemudian, muncul pertanyaan satu juta dollar. Bila Pluto bukan sebuah planet, lalu apa?

Untuk sementara waktu, IAU menggolongkan Pluto sebagai Dwarf Planet atau planet kerdil dan memasukkannya ke dalam anggota Kuiper Belt sampai fakta baru ditemukan menyusul misi pesawat ulang-alik New Horizons yang diperkirakan sampai di Pluto lima tahun mendatang.

Kemudian, muncul pertanyaan seratus juta dollar. Bila Mickey adalah tikus, Donald adalah bebek, dan Guffy adalah anjing, lalu Pluto hewan apa?

Andi Eriawan
Awal 2007

kangen kumpul lagi, Bonk...







Artikel di atas ditulis nyaris dua tahun yang lalu. Ada perasaan sedih mengingat saya dan Pluto cukup akrab. Dan mengucapkan selamat tinggal sangatlah berat. Di masa depan, pada anak saya kelak, saya mungkin akan bilang begini, "Dulu, Aisa, ada satu lagi selain mereka yang delapan ini. Pluto namanya..."

Selamat tinggal.

"If I wasn't a transvestite terrorist, would you marry me?"
[Patrick "Kitten" Braden, Breakfast at Pluto]

Goodbye, Pluto....

SEANDAINYA saja ia masih hidup, pastilah Clyde Tombaugh saat ini tengah uring-uringan dan marah besar. Bagaimana lagi. Pluto, benda luar angkasa yang ia temukan lewat teropongnya di Observatorium Lowell Arizona Utara pada awal abad duapuluh telah ditendang keluar dari daftar planet pengorbit tata surya kita. Dengan alasan yang dibuat-buat, para astronom dunia yang terkumpul dalam International Astronomical Union (IAU) mengumumkan suatu definisi baru tentang pengertian sebuah planet. Sialnya, Pluto tidak memenuhi kriteria-kriteria itu.

Pertama kali ditemukan di tahun 1930, Pluto dengan cepat menyedot perhatian besar dunia. Kartunis Disney sampai menamakan tokoh hewan peliharaan Mickey Mouse karyanya berdasarkan nama planet tersebut. Pluto begitu sesuai dengan “karakter” sebagai anggota tata surya paling bungsu. Planet terjauh dan terkecil dengan arah rotasi dan bentuk lintasan orbit yang agak anomali dibandingkan delapan planet lain. Saking jauhnya, ia membutuhkan waktu 248 tahun waktu Bumi untuk melakukan revolusi terhadap matahari. Ukurannya pun bahkan lebih kecil dari bulan. Tapi justru dengan keunikan-keunikannya itulah Pluto segera menjadi planet favorit banyak orang. Anak sekolah di seluruh dunia lebih tahu nama planet terjauh dari matahari dibandingkan planet terdekatnya. Apa yang telah dicapai Clyde Tombaugh bukan sekedar menemukan sebuah planet baru, tapi lebih dari itu. Pluto telah menumbuhkan romantisme, aspirasi, bahkan religi bagi banyak orang. Tuhan telah melengkapi tata surya kita dengan sejumlah planet dengan angka yang cantik: sembilan.

Sayang sekali, menurut definisi baru IAU dalam konferensi mereka selama dua minggu di Praha tahun lalu, suatu benda angkasa mendapat status sebagai planet jika ia memenuhi tiga kriteria sebagai berikut: mengorbit matahari, memiliki ukuran dan massa cukup besar, bebas dari benda-benda angkasa lain di sekitar orbitnya.

Bayangkan, hanya karena ukurannya yang lebih kecil dari bulan dan mulai ditemukannya benda angkasa lain dengan karakteristik mirip Pluto di dekatnya, Pluto harus kehilangan statusnya sebagai sebuah planet! Keputusan tersebut bahkan dikeluarkan sebelum satu misi pun sampai ke sana. Dan Pluto merupakan satu-satunya “planet” anggota tata surya yang belum pernah disinggahi. Sebuah keputusan yang tidak adil. Dan, begitu pentingnyakah ukuran?

Keputusan IAU mengeluarkan Pluto dari daftar planet pengorbit tata surya tentu merupakan keputusan yang menusuk jantung dan menyerang urat syaraf banyak orang. Apa perasaan anak-cucu Percival Lowell, seorang astronom yang pertama kali menduga adanya planet ke sembilan? Bagaimana penasaran arwah sang penemu Clyde Tombaugh yang kematiannya belum lagi sepuluh tahun lalu? Seperti apa kesedihan Venetia Burney, seorang gadis kecil berusia sebelas tahun (di tahun 1930) yang mengusulkan nama Pluto bagi “planet” tersebut. Lalu, bagaimana nasib hewan peliharaan Mickey Mouse? Haruskah ia berganti nama menjadi … Neptune? Keputusan itu pun akan berpengaruh besar pada industri mainan dan poster tata surya. Ilmu astrologi harus dirumus kembali. Marthen Kanginan harus merevisi ulang buku-buku fisika sekolah yang disusunnya. Buku-buku ensiklopedia yang terlanjut diterbitkan harus ditarik dari peredaran. Dan jumlah tata surya kita bukan lagi angka cantik: delapan.

Kemudian, muncul pertanyaan satu juta dollar. Bila Pluto bukan sebuah planet, lalu apa?

Untuk sementara waktu, IAU menggolongkan Pluto sebagai Dwarf Planet atau planet kerdil dan memasukkannya ke dalam anggota Kuiper Belt sampai fakta baru ditemukan menyusul misi pesawat ulang-alik New Horizons yang diperkirakan sampai di Pluto lima tahun mendatang.

Kemudian, muncul pertanyaan seratus juta dollar. Bila Mickey adalah tikus, Donald adalah bebek, dan Guffy adalah anjing, lalu Pluto hewan apa?

Andi Eriawan
Awal 2007

kangen kumpul lagi, Bonk...







Artikel di atas ditulis nyaris dua tahun yang lalu. Ada perasaan sedih mengingat saya dan Pluto cukup akrab. Dan mengucapkan selamat tinggal sangatlah berat. Di masa depan, pada anak saya kelak, saya mungkin akan bilang begini, "Dulu, Aisa, ada satu lagi selain mereka yang delapan ini. Pluto namanya..."

Selamat tinggal.

"If I wasn't a transvestite terrorist, would you marry me?"
[Patrick "Kitten" Braden, Breakfast at Pluto]

Minggu, 02 November 2008

tahukah... tahukah



hey, kamu yang jauh di sana
yang diam-diam
dan sungguh-sungguh
memperhatikan

yang sudah begitu lama
tidak tertawa
yang menangis
pada jam-jam malam
yang selalu mengadu
pada riak air mengalir



tahukah.. tahukah..
saya hendak menguasai dunia

ah..
mungkin kamu langsung mencibir

tidak... tidak...
saya tidak sedang bercanda

akan saya kalahkan mereka
satu per satu
setiap yang menghalangi

akan saya kuasai
seluruh hati manusia
bikin mereka menangis
atau tertawa
sesuka saya...

tahukah... tahukah



hey, kamu yang jauh di sana
yang diam-diam
dan sungguh-sungguh
memperhatikan

yang sudah begitu lama
tidak tertawa
yang menangis
pada jam-jam malam
yang selalu mengadu
pada riak air mengalir



tahukah.. tahukah..
saya hendak menguasai dunia

ah..
mungkin kamu langsung mencibir

tidak... tidak...
saya tidak sedang bercanda

akan saya kalahkan mereka
satu per satu
setiap yang menghalangi

akan saya kuasai
seluruh hati manusia
bikin mereka menangis
atau tertawa
sesuka saya...